oleh: aunur rafiq saleh
وَإِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيمِ
“Sesungguhnya amal perbuatan itu dihitung dengan penutupannya.”. (Musnad Ahmad 21768)
وَمَنْ اَحْسَنُ قَوْلًا مِّمَّنْ دَعَاۤ اِلَى اللّٰهِ وَعَمِلَ صَا لِحًا وَّقَا لَ اِنَّنِيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
“Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah dan mengerjakan kebajikan dan berkata, Sungguh, aku termasuk orang-orang muslim (yang berserah diri)?” (QS. Fussilat: 33)
قَا لُوْا يٰمُوْسٰۤى اِنَّا لَنْ نَّدْخُلَهَاۤ اَبَدًا مَّا دَا مُوْا فِيْهَا فَا ذْهَبْ اَنْتَ وَرَبُّكَ فَقَا تِلَاۤ اِنَّا هٰهُنَا قَا عِدُوْنَ
“Mereka berkata, Wahai Musa! Sampai kapan pun kami tidak akan memasukinya selama mereka masih ada di dalamnya, karena itu pergilah engkau bersama Tuhanmu dan berperanglah kamu berdua. Biarlah kami tetap duduk (menanti) di sini saja.” (QS. Al-Ma’idah: 24)
اَلَّذِيْنَ قَا لُوْا لِاِ خْوَا نِهِمْ وَقَعَدُوْا لَوْ اَطَا عُوْنَا مَا قُتِلُوْا ۗ قُلْ فَا دْرَءُوْا عَنْ اَنْفُسِكُمُ الْمَوْتَ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ
“(Mereka itu adalah) orang-orang yang berkata kepada saudara-saudaranya dan mereka tidak turut pergi berperang, Sekiranya mereka mengikuti kita, tentulah mereka tidak terbunuh. Katakanlah, Cegahlah kematian itu dari dirimu, jika kamu orang yang benar.” (QS. Ali ‘Imran: 168)
وَ جَآءَ الْمُعَذِّرُوْنَ مِنَ الْاَ عْرَا بِ لِيُؤْذَنَ لَهُمْ وَقَعَدَ الَّذِيْنَ كَذَبُوا اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ ۗ سَيُصِيْبُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْهُمْ عَذَا بٌ اَ لِيْمٌ
“Dan di antara orang-orang Arab Badui datang (kepada Nabi) mengemukakan alasan, agar diberi izin (untuk tidak pergi berperang), sedang orang-orang yang mendustakan Allah dan Rasul-Nya, duduk berdiam. Kelak orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa azab yang pedih.” (QS. At-Taubah: 90)
فِيْ قُلُوْبِهِمْ مَّرَضٌ ۙ فَزَا دَهُمُ اللّٰهُ مَرَضًا ۚ وَلَهُمْ عَذَا بٌ اَلِيْمٌ ۙ بِۢمَا كَا نُوْا يَكْذِبُوْنَ
“Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya itu; dan mereka mendapat azab yang pedih karena mereka berdusta.” (QS. Al-Baqarah: 10)
إِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ
“Sesungguhnya para ulama adalah pewaris pada nabi”. (Sunan Tirmidzi 2606)
وَاَ نْفِقُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَلَا تُلْقُوْا بِاَ يْدِيْكُمْ اِلَى التَّهْلُكَةِ ۛ وَاَ حْسِنُوْا ۛ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَ
“Dan infakkanlah (hartamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan tangan sendiri, dan berbuat baiklah. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Baqarah: 195)
عَنْ أَسْلَمَ أَبِي عِمْرَانَ التُّجِيبِيِّ قَالَ
كُنَّا بِمَدِينَةِ الرُّومِ فَأَخْرَجُوا إِلَيْنَا صَفًّا عَظِيمًا مِنْ الرُّومِ فَخَرَجَ إِلَيْهِمْ مِنْ الْمُسْلِمِينَ مِثْلُهُمْ أَوْ أَكْثَرُ وَعَلَى أَهْلِ مِصْرَ عُقْبَةُ بْنُ عَامِرٍ وَعَلَى الْجَمَاعَةِ فَضَالَةُ بْنُ عُبَيْدٍ فَحَمَلَ رَجُلٌ مِنْ الْمُسْلِمِينَ عَلَى صَفِّ الرُّومِ حَتَّى دَخَلَ فِيهِمْ فَصَاحَ النَّاسُ وَقَالُوا سُبْحَانَ اللَّهِ يُلْقِي بِيَدَيْهِ إِلَى التَّهْلُكَةِ فَقَامَ أَبُو أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيُّ فَقَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّكُمْ تَتَأَوَّلُونَ هَذِهِ الْآيَةَ هَذَا التَّأْوِيلَ وَإِنَّمَا أُنْزِلَتْ هَذِهِ الْآيَةَ فِينَا مَعْشَرَ الْأَنْصَارِ لَمَّا أَعَزَّ اللَّهُ الْإِسْلَامَ وَكَثُرَ نَاصِرُوهُ فَقَالَ بَعْضُنَا لِبَعْضٍ سِرًّا دُونَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ أَمْوَالَنَا قَدْ ضَاعَتْ وَإِنَّ اللَّهَ قَدْ أَعَزَّ الْإِسْلَامَ وَكَثُرَ نَاصِرُوهُ فَلَوْ أَقَمْنَا فِي أَمْوَالِنَا فَأَصْلَحْنَا مَا ضَاعَ مِنْهَا فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَلَى نَبِيِّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَرُدُّ عَلَيْنَا مَا قُلْنَا
{ وَأَنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ }
فَكَانَتْ التَّهْلُكَةُ الْإِقَامَةَ عَلَى الْأَمْوَالِ وَإِصْلَاحِهَا وَتَرْكَنَا الْغَزْوَ فَمَا زَالَ أَبُو أَيُّوبَ شَاخِصًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ حَتَّى دُفِنَ بِأَرْضِ الرُّومِ
قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ
“Dari Aslam Abu Imran At-Tujibi ia berkata; Ketika kami berada di kota Romawi, orang-orang Romawi mengeluarkan pasukan dengan jumlah barisan yang sangat besar untuk menghadapi kami, maka keluarlah sebagaian dari kaum muslimin untuk melawan mereka seperti jumlah mereka atau lebih banyak, orang-orang dari Mesir dipimpin ‘Uqbah bin Amir, sedangkan semua pasukan dipimpin oleh Fadlalah bin ‘Ubaid. Kemudian seorang lelaki dari kaum muslimin keluar, dan menerobos ke barisan orang-orang Romawi, namun orang-orang berteriak dan mengatakan: “Subhanallah, dia telah menjerumuskan dirinya kepada kebinasaan”. Maka bangkitlah Abu Ayyub Al-Anshari dan berkata; Wahai manusia, sesungguhnya kalian telah menakwilkan ayat ini seperti ini, tetapi ayat ini diturunkan kepada kami orang-orang Anshar. Ketika Allah memuliakan kami dengan Islam dan sudah banyak penolongnya, kemudian sebagian dari kami berbisik kepada yang lain tanpa diketahui oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, yaitu; “Sesungguhnya harta-harta kita telah hilang dan sesungguhnya Allah telah memuliakan Islam dan sudah banyak penolongnya, bagaimana jika kita mengurusi harta kita dan memperbaiki yang hilang”, maka Allah menurunkan ayat kepada Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai jawaban kepada kami atas apa yang telah kami katakan: “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan”. (QS Al-Baqarah: 195). “At-Tahlukah” dalam ayat ini berarti al-Iqamah (tinggal diam) untuk mengurusi harta dan memperbaikinya, kemudian kita meninggalkan perang. Abu Ayyub terus menerus maju bergerak berjihad di jalan Allah sampai ia dikebumikan di bumi Romawi. Abu Isa berkata; Hadits ini hasan shahih gharib. (Sunan Tirmidzi 2898)
Tinggalkan Komentar