Bangil – Belajar di pesantren memiliki ciri khas yang unik. Salah satunya adalah pertemanan yang terjalin dengan santri dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan dari luar negeri. Keberagaman ini memperkaya interaksi sosial, sehingga para santri mendapatkan pengalaman berharga dalam memahami budaya dan karakter teman-temannya.
Soliditas pertemanan terbentuk secara alami karena para santri hidup bersama selama 24 jam. Kedekatan emosional yang terbangun pun sangat kuat, bahkan sering kali melebihi kedekatan dengan saudara kandung. Dalam kehidupan sehari-hari, rasa saling membantu muncul dengan spontan, tanpa perlu diminta.
Di pesantren, para santri juga belajar kemandirian dalam banyak hal: mengelola keuangan, mengatur waktu, menyusun kegiatan, dan memenuhi kebutuhan pribadi. Budaya saling peduli dan terbuka antar santri menjadi nilai yang tumbuh secara konsisten dalam lingkungan tersebut.
Jauh dari orang tua membuat santri menjalin kedekatan yang erat dengan para guru, yang peran dan sikapnya seringkali menyerupai orang tua kedua. Interaksi yang berlangsung intens selama 4 hingga 6 tahun menjadikan ikatan persaudaraan di antara para santri sangat kuat dan berkesan seumur hidup. #nas
Tinggalkan Komentar