Bangil – Suasana pembukaan Reuni Akbar Ke-5 dan Munas IKAPB 2024 penuh khidmat. Hadirnya para alumnus senior, tokoh nasional, dan sejumlah komponen unsur pemerintah menjadikan pertemuan ini punya kesan mendalam. Prof Lavi bilang, “Untuk para alumni, perkenankan saya mengucapkan selamat datang kembali ke Pesantren PERSIS Bangil”, ujarnya. Ia mengingatkan bahwa reuni bukan hanya sekadar momen pertemuan kembali, tetapi juga sebuah kesempatan, “Untuk mempererat tali silaturahmi diantara kita”, sambungnya.
Secara formal, Ketua Pembina Yayasan Pesantren Persis Bangil menyatakan bahwa sejak Desember 2023 lalu telah terbentuk kepengurusan yayasan yang baru. Amanah menjadi ketua Dewan Pembina saat ini ia manfaatkan sekaligus untuk berkenalan dengan semua komponen pesantren. Ia menyatakan, “Semoga ke depan kita bisa lebih sering berinteraksi”. Ia dan segenap jajaran yang terlibat dalam kepengurusan yayasan merasa mendapat kehormatan untuk melanjutkan perjuangan para pendahulu dalam membesarkan dan mengembangkan pesantren ini. Di sisi lain, menurutnya, “Amanah ini cukup berat”.
Bahwa dimaklumi eksistensi pesantren sudah ada sebelum republik ini merdeka. Dalam hitungannya, usia pesantren sudah mencapai 80 tahun. Ia juga menegaskan bahwa alumninya banyak di mana-mana, baik di dalam maupun di luar negeri. Ia juga menyebutkan diantara para alumninya banyak yang telah sukses bahkan sebagian menjadi tokoh nasional. Ia menyimpulkan bahwa sesungguhnya pesantren telah membekali dengan berbagai disiplin ilmu sehingga alumninya memberi kontribusi bagi kemaslahatan masyarakat, bangsa, dan negara. Sehingga ia memandang bahwa menjaga reputasi ini menjadi tantangan cukup berat. Sehingga ia memperhatikan perlu adanya langkah-langkah pembaharuan. Ia katakan salah satu yang menjadi perhatian adalah memperbaharui dan merevitalisasi fasilitas pendidikan maupun asrama.
Selanjutnya, beliau juga meninjau kurikulum pendidikan pesantren perlu ada langkah penyesuaian dengan kebutuhan dan tantangan teknologi masa depan. Termasuk di dalamnya teknologi informasi maupun artifisial intelejen. Teknologi AI ini akan sangat mengubah bagaimana metode dalam mendidik para santri. Dalam arti lain, bahwa pendidikan yang diberikan pesantren dapat mengadopsi perubahan ini. Tantangannya adalah bagaimana melakukan pembaharuan ini tanpa terlalu banyak mengubah dasar-dasar yang telah diletakkan oleh para pendahulu kita. Proses yang akan terjadi tentu juga membutuhkan dukungan alumni. Transformasi yang akan dilakukan senantiasa membutuhkan bantuan jejaring alumni. Ia optimis dengan kebersamaan, pesantren ini akan semakin maju.
Foto: Tangkapan layar PERSIS TV
Saksikan live streaming acara pembukaan Reuni Akbar 5 dan Munas IKAPB 2024:
https://www.youtube.com/watch?v=UIpgkRwgEHo&t=2346s
Tinggalkan Komentar