JERUSALEM-Israel memperluas sasaran perang hingga ke wilayah perbatasan dengan Lebanon di sisi utara Negeri Zionis itu. Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menegaskan, perluasan sasaran tersebut bakal memungkinkan warga Israel di kawasan itu yang melarikan diri kembali ke rumah mereka.
Baku tembak lintas batas hampir setiap hari terjadi antara pasukan Israel (IDF) dengan kelompok di Lebanon yang didukung Iran maupun Hizbullah. Aksi baku tembak itu telah memaksa puluhan ribu urang di kedua belah pihak meninggalkan rumah mereka.
“Keputusan untuk memasukan opsi kembalinya penduduk utara dengan aman ke rumah mereka telah di setuju selama pertemuan semalam pada kabinet keamanan Netanyahu,”ujar kantor PM Israel seperti di kutip dari Al Jazeera kemarin (17/9).
Keputusan tersebut muncl sehari setelah Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan kepada utusa Amerika Serikat (AS) yang berkunjung bahwa tindakan militer adalah satu-satunya cara yang tersisa umtuk memastikan kembalinya warga utara Israel. Hizbullah berjanji akan mundur jika gencatan senjata dicapai di Gaza.
Tapi Gallnt tetap ngotot bahwa waktu yang ada hamoir habis. “Kemungkinan untuk mencapai kesepakatan semakin menipis karena Hizbullah terus mengikatkan diri pada Hamas,” kata Gallnt kepada utusan AS yang sedang berkunjung, Amos Hochstein.
Serangan Israel ke Gaza telah membunuh lebih dari 41 ribu warga Palestina dan melukai lebih dari 95 ribu orang. Gencatan senjata juga menjadi fokus utama diskusi saat Mentrei Luar Negeri AS Antony Blinken tiba di Mesir pada Selasa malam (17/9)
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller menyebut, AS tengah bekerja dengan cepat mengusulkan proposal genctan senjata baru. Netanyahu sendiri blak-blakan menolak kesepakatan gencatan senjata dan ngotot mengirim militer ke perbatasan Mesir-Gaza.
Di tenagah kondisi yang terus memanas , Netanyahu disebut tengah mempertimbangkan memecat Gallnt. Lalu menggantinya dengan mantan sekutu yang menjadi sainganya, Gideon Saar, yang merupakan anggota opsisi.
“Alih-alih perdana menteri sibuk dengan kemenangan atas Hamas, memulangkan para sandera, dengan perang melawan Hizbullah dan mengizinkan penduduk utara (yang dievakuasi) untuk kembali ke rumah mereka dia malah sibuk dengan urusan politik yang tercela dan mengganti menteri pertahanan,” tulis Benny Gantz, pemimpin partai Persatuan Nasional yang berhaluan kanan-tengah dan pesaing politik utama Netanyahu, di media sosial.
@tiyaathffzh/@_zahdh
Tinggalkan Komentar