Lazimnya berlibur, tubuh kita melakukan aktivitas rileks dan tanpa tekanan atau target tertentu. Maka, tatkala fisik sudah menikmati aktivitas selama liburan, perlu tahapan penyesuaian menghadapi kegiatan, pekerjaan, belajar, dan sederet aktivitas produktif lainnya yang tak jarang diiringi dengan target-target tertentu. Dengan keadaan itu fisik kembali menjumpai sejumlah tekanan hingga tak jarang sejumlah kalangan menghadapi problem sosial di lingkungan aktivitasnya.

Bagaimana dengan santri yang telah menikmati masa-masa ‘uthlah sekira 50 hari lamanya? Apakah mereka akan kembali dengan penuh semangat, ataukah belum bisa move on dengan rutinitas di asrama? Yuuk! Kita simak beberapa tips yang bisa kita ikuti agar aktivitas pasca liburan tetap semangat, produktif, dan membahagiakan.

01. Niat Tulus Mengharap Ridha Allah Ta’ala

Teman-teman membuat komitmen di hati masing-masing. Bahwa niat tulus adalah modal paling utama untuk tetap semangat belajar di Pesantren. Amal hati ini menempati porsi yang sangat penting agar kita mendapat pertolongan dari Allah Ta’ala dalam semua keadaan kita. Kita tahu, bahwa hati ini bisa dengan mudah mengalami perubahan. Maka, kita niatkan bersih karena Allah Ta’ala. Kembali ke pesantren adalah demi mencari ridha-Nya. Untuk meraih taufiq dari Allah Ta’ala. Betapapun keadaan kita sangat bervariasi, ada yang liburan malah sakit, ada juga yang bersenang-senang, merasakan kesibukan membantu orang tua, dan lain sebagainya, tetapi semua sama dalam niat, yaitu mengharap ridha Allah Ta’ala. Itulah kekuatan kita.

02. Wujud Bakti kepada Orang Tua

Ruang belajar kita adalah segmen penting dalam hidup sebagai wujud anak berbakti kepada orang tua. Apakah orang tua masih hidup keduanya, atau mereka telah tiada, tanggung jawab kita adalah mendidik diri menjadi anak-anak yang shalih dan shalihah. Bekali diri dengan ilmu agama sehingga kita bisa menjalankan perintah-perintah agama sesuai tuntunan yang ditetapkan. Pun demikian kita paham dengan segala bentuk larangan supaya totalitas kita menjauhinya. Menjadi anak pintar itu bagus, dan pilihan pintar serta berbakti kepada kedua orang tua adalah pilihan mulia.

03. Selalu Berpikir Positif

Setiap orang memiliki cara pandang dalam hidupnya. Terhadap ilmu, guru, teman, dan lingkungan masing-masing mempunyai hak untuk memberikan tanggapan. Maka sistem kerja otak kita harus memiliki pijakan dalam menanggapi semua itu. Dibutuhkan husnudhan terhadap semua hal. Selalu menggelorakan cara pandang positif meskipun yang dihadapi nampak menjengkelkan, kurang nyaman, atau hal yang tidak membahagiakan. Cara pandang positif ini dibekali dengan keyakinan bahwa takdir Allah Ta’ala adalah yang terbaik. Teman-teman bisa menguji diri masing-masing saat menghadapi kondisi yang kurang menyenangkan lalu dengan berbesar hati, kita nikmati dengan menerimanya sepenuh hati, berpikir positif pasti ada hikmah terbaik di balik semua itu. In syaa Allah semangat itu akan bangkit. Produktifitas belajar meningkat, dan rasa hati tak ada gelisah meski ada sedikit sedih. Semua dibantu dengan sikap sabar.

Teman-teman terus semangat belajar di pesantren ya. Karena di tangan kalianlah kepemimpinan umat akan dilanjutkan. Para pendahulu sudah meletakkan dasar-dasar keyakina yang teguh. Generasi pelanjut juga mulai berguguran. Nah, kini saatnya tongkat estafet secara perlahan namun pasti, akan berpindah tangan. Sanad perjuangan tetap kalian jaga dengan sekuat tenaga. Allah Ta’ala pasti akan membantu kalian. Semangat! Ingat tanggal kembali ke Pesantren 07 Mei 2023. Sekaligus khusus di Putri ada pertemuan Sosialisasi dan Implementasi Sistem Keuangan Online. In syaa Allah dimulai pukul 09.30 WIB. Ganbatte!
Titip semangat buat santri kelas 5 Putra yang tuntas selama Ramadhan 1444 H berkegiatan bersama Pimpinan Wilayah Persis Lampung. Dapat kelonggaran tambahan libur hingga 14 Mei 2023. #usdi