Santri Pesantren Persis Putra tahun ini berkhidmat kepada umat di Jawa Timur. Tentu jangkauan wilayah pengabdian tetap di Jawa punya alasan strategis. In syaa Allah akan memberi dampak positif kepada sejumlah kepentingan. Salah satunya adanya kader-kader santri yang tertarik belajar ke Bangil. In syaa Allah dengan ikhtiar khidmat kepada umat, anak-anak bisa menjadi pelaku sejarah berkembangnya pemikiran pesantren ke daerah-daerah tempat pengabdian.
Luthfi Abdullah Yazid, salah satu peserta program pengabdian masyarakat bertugas di Mojokerto. Ia bersama empat temannya yaitu: Faris Shodiqul Ilmi, Zahid Ar Rayyan, Fahri Al Jundi, dan Lutfi AS. Ketika dikonfirmasi terkait tugas santri di Mojokerto Ketua Pelaksana Program ini mengatakan, “Di Mushalla Panti Al Muqarrabin”, tulis Ustadz Arie Prima R. Tak hanya menyampaikan ceramah, waktu pagi yang cukup panjang digunakan untuk membantu kebersihan mushalla. Sejumlah aktivitas yang layak dilakukan marbot masjid dikerjakan para santri.
Dalam buku 3 Hari Bangun Masjid karya Nanang Syaifurrozi, ia menulis bahwa untuk memakmurkan masjid sangat mungkin dilakukan oleh anak-anak muda. Buku cetakan kedua yang terbit pada Pebruari 2023 itu memuat strategi bagi para pejuang kemakmuran masjid. Dalam catatan awal, dedikasinya adalah “… agar kita senantiasa memiliki hujjah di hadapan Allah kelak dan mendapat naungan di Padang Mahsyar”, sebuah kepentingan mutlak yang dibangun oleh para perindu masjid. Pun demikian anak-anak Pesantren Persis Bangil yang saat ini sedang bertugas di masing-masing daerah. Mereka adalah santri yang menerapkan sikap mukhlis dalam pengabdian di jalan Allah Ta’ala.
Kontributor: Tim Program Da’wah Putra
Alhamdulillaah…..
Mojokerto mana ?
Tempat Bapak Fajar Bastian.
Tinggalkan Komentar