Bangil – “Alhamdulillah, putra kami Amir Huwaidi diterima di UIN Sunan Gunung Djati”, tulis Agus Salim dalam pesan singkat di aplikasi percakapan hijau. Ia menambahkan bahwa putranya diterima di Fakultas Ilmu Komunikasi dengan konsentrasi jurnalistik. Ucapan selamat dan doa kebaikan pun mengalir dari para orang tua kepada santri asal Bima yang lulus di tahun 2024 ini. Mereka saling bertukar informasi dalam grup percakapan salah satu platform media sosial. Kebahagiaan yang diungkapkan itu mewakili semangat mengantarkan anak-anak ke jenjang perguruan tinggi.
Muhammad Farelliskia, santri asal Bajawa, NTT, juga mendapatkan kesempatan masuk di kampus negeri. Ia diterima di Fakultas Pendidikan Keolahragaan Universitas Negeri Malang. Hobi main futsalnya akan semakin terasah dengan keilmuan di bidang yang ia sukai. In syaa Allah Farel akan menjadi tenaga ahli di bidang yang ia tekuni. Harus punya motif da’wah melalui bidang olah raga. Jiwa da’i yang dipupuk saat di pesantren terus dirawat dalam ruang lingkup aktivitas keseharian. In syaa Allah akan menghadirkan keridhaan Allah Ta’ala.
Belajar di pesantren mengantarkan kemampuan dasar untuk memupuk potensi di jenjang berikutnya. Semua bisa berda’wah melalui bidang ilmunya masing-masing. Semua punya peran dalam aktivitas yang mendatangkan keridhaan Allah Ta’ala. Jadikan kampusmu itu sebagai lahan berda’wah. Da’wah dengan semua perangkat kemampuan dan kesanggupan kita masing-masing. Lanjutkan tugas mulia untuk mengajak ke jalan yang diridhai Allah Ta’ala. Surga untukmu.
Bagaimana pengalaman dan persiapan akademis yang dihadapi oleh Amir Huwaidi, Muhammad Farelliskia, dan santri lainnya dalam mempersiapkan diri untuk masuk ke perguruan tinggi favorit mereka?kunjungi Telkom University
Terimakasih atas perhatiannya. Semoga ke depannya ada santri yang merapat ke Telkom University.
Tinggalkan Komentar