Kita sebagai seorang muslim perlu bahkan wajib tanggung jawab kepada Allah. Seorang mukmin harus bangkit dengan:

• sebenar-benar iman:

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوْا وَجَاهَدُوْا بِاَمْوَالِهِمْ وَاَنْفُسِهِمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الصّٰدِقُوْن.

Artinya: Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar. (QS. Al-Hujurat/49:15)

Soal     : “Bagaimana cara mengetahui keimanan sudah terletak paling tinggi?”.

Jawab  : “المؤمن الصادق Orang muslim (mukmin) yang benar-benar jujur, tidak pembohong”.

• tawakkal kepada Allah dengan mengambil hikmah:

عَنْ عُمرَ بن الخطَّابِ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – عَنِ النَّبيِّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – قَالَ : (( لَو أَنَّكُمْ تَوكَّلُوْنَ عَلَى اللهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرزُقُ الطَّيرَ ، تَغدُو خِماصاً ، وتَروحُ بِطَاناً )) رَوَاهُ الإِمَامُ أَحْمَدُ وَالتِّرْمِذِيُّ وَالنَّسَائِيُّ وَابْنُ مَاجَهْ وَابْنُ حِبَّانَ فِي ” صَحِيْحِهِ ” وَالحَاكِمُ ، وَقَالَ التِّرمِذِيُّ : حَسَنٌ صَحِيْحٌ .

Dari Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Seandainya kalian benar-benar bertawakkal kepada Allah, sungguh Allah akan memberikan kalian rezeki sebagaimana burung mendapatkan rezeki. Burung tersebut pergi di waktu pagi dalam keadaan lapar dan kembali di waktu sore dalam keadaan kenyang.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, An-Nasai, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dalam kitab shahihnya, dan Al-Hakim. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih).

Allah tidak menyukai orang yang pasrah (tidak bekerja). Burung keluar mencari makan dengan resiko mati, ini merupakan sindiran untuk manusia yang tidak bekerja.

• membuka mata hati kepada ciptaan Allah (menghargai dan mencari hikmahnya), seperti ketika melihat pohon kita merenungi kemanfaatannya, juga binatang, dan lainnya.

اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۙ الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Maha Suci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka.” (QS. Ali Imran/3: 190-191).

Keadaan seseorang yang berbuat kesalahan dan ia memiliki trauma semisal takut menikah, karena dahulu pernah melihat pertengkaran, maka tugas kita sebagai pendengar ialah jangan langsung menghakiminya.

bukti cinta seorang hamba pada Rabbnya, maka seharusnya hendaknya seorang muslim yang jujur taat kepada Allah dalam segala urusan meskipun bertentangan dengan hawa nafsu dalam hal besar ataupun kecil. Contohnya kita melaksanakan perintah wajib-Nya.

Allah yang menciptakan manusia dengan:

• Ruh, di akhirat ia hanya diam mereka di mintai
• Akal (menyusul) pertanggungjawaban
• Tubuh/badan, di akhirat ia yang berbicara (bersaksi)

Untuk umur remaja, Allah memiliki banyak saingan. Yakni keluarga, kekasih, harta, dan jabatan. Jika sudah lansia saingan Allah telah hilang. Maka dari itu tidak perlu kaget melihat orang lansia taat kepada Allah.

@rohmatikafr/nzzu